Pada suatu sekolah dikisahkan ada empat
orang sekawan yang bernama Rifand, Andra, Fardi, dan Yoga. Mereka adalah
sahabat yang selalu bersama dalam keadaan senang maupun susah. Mereka selalu
mngerjakan tugas bersama, ke masjid bersama, bercanda bersama, makan bersama,
dihukum bersama, tapi tidak membolos bersama. Mereka sudah mengenal satu sama
lain sejak lama walaupun tidak begitu lama, tepatnya sejak mereka menempuh
pendidikan di SMA 5 MATARAM.
Kebetulan mereka berada di kelas yang sama,
sehingga keakraban mereka
menjadi kian bertambah. Rifand adalah seorang lelaki yang disiplin, kebetulan
ia menjadi CAPAS (Calon Paskibra) dan ia adalah ketua kelas di kelasnya.
Sedangkan Andra adalah yang paling pintar dan pendiam diantara sahabatnya yang
lain, ia sering membantu sahabatnya mengerjakan tugas. Fardi adalah seorang
anak yang paling ceria dan periang diantara sahabatnya, ialah yang selalu
mencairkan suasana. Yoga adalah yang paling besar badannya di antara mereka
ia juga pintar dan periang.
Pada suatu hari mereka mendapatkan tawaran untuk mengikuti
program aksel atau percepatan masa sekolah, dimana mereka dapat menyelesaikan
sekolah hanya dalam waktu dua tahun. Merekapun menerima tawaran tersebut. Saat
hari pertama mereka agak canggung karena di kelas aksel hanya ad 5 orang
laki-laki, yaitu mereka berempat dan Fahmi, teman mereka dari kelas lain. Untuk
fardi, Andra, dan Rifand hal ini membuat mereka canggung, tapi tidak dengan
Yoga, karena ia mempunyai banyak kenalan wanita dari kelas lain.
“Bah.. jadi minoritas kita disini” ujar Rifand.
“Betul dah... bagaimana dra, bukan begitu?” tanya Fardi
pada Andra.
“Kira-kira begini” jawab Andra singkat.
“Makanya kenalan sana biar akrab” kata Yoga.
“kamu enak udah kenal duluan, lah saya harus mendalami
karakter mereka dulu baru kenalan” sambut Rifand.
“Betul kata rifand, kita harus adaptasi dulu dengan
lingkungan, seperti pelajaran Biologi” sahut Andra.
“kamu pikir binatang adaptasi lingkungan” potong Fardi.
“heheeh.... sudah sudah ayo kita ke masjid sudah adzan”
ajak Rifand.
“ayo...!!!” jawab yang lain serempak.
Keesokan harinya mereka belajar seperti biasa, tiada yang
berubah. Hari ketiga berlalu, sampai satu minggu kemudian ada yang berubah pada
Yoga dan Fardi. Mereka seperti agak menjauh dari sahabatnya yang lain, mereka
tampaknya mendekat pada salah satu perempuan yang ada di kelas aksel, dan
saking kompaknya mereka mendekati perempuan yang sama, tentunya hal ini membuat
Rifand dan Andra bingung.
“Fand, sepertinya ada yang berubah dengan Fardi dan Yoga”
“saya juga berfikir begitu Ndra, mereka kayaknya lagi
deket sama perempuan, atau mungkin mereka lagi saingan”
“jangan suudzon dulu mungkin ada faktor lain, bukan
begitu?”
“kira-kira begini”
Setelah diselidiki ternyata memang benar Fardi dan Yoga
sedang jatuh cinta kepada seorang wanita yang bernama Lastri, teman mereka di
kelas aksel. Inilah yang membuat mereka menjadi kurang kompak, dan selalu
berselisih. Sampai suatu hari Fardi dan Yoga menyatakan isi hatinya kepada
Lastri.
“lastri, sebenarnya sejak dulu...” ucap Yoga malu-malu.
“jangan dengar Yoga, Lastri sebaiknya sama saya aja”
potong Fardi.
“aduh... kalian ini kenapa sich, ngomong gak jelas
tiba-tiba langsung nyerocos” sahut Lastri.
“kalian suka ya sama saya?? Maaf ya tapi saya nggak ada
niat buat pacaran dulu, karena saya masih mementingkan sekolah” sambung Lastri
sembari meninggalkan mereka.
Melihat dua orang sahabatnya sedang bermuram durja karena
patah hati Rifand dan Andra menyampiri kedua sahabatnya tersebut.
“sudahlah jangan difikirkan, benar kata lastri kita harus
mementingkan sekolah dulu” Rifand menasihati kedua sahabatnya.
“benar kata Rifand Jangan sampai gara-gara wanita kita
jadi tidak kompak dan terpecah belah, bukan begitu?”
“kira-kira begini...!!!!” Jawab mereka bersamaan.