Kamis, 02 Februari 2012

4 (empat)

          Pada suatu sekolah dikisahkan ada empat orang sekawan yang bernama Rifand, Andra, Fardi, dan Yoga. Mereka adalah sahabat yang selalu bersama dalam keadaan senang maupun susah. Mereka selalu mngerjakan tugas bersama, ke masjid bersama, bercanda bersama, makan bersama, dihukum bersama, tapi tidak membolos bersama. Mereka sudah mengenal satu sama lain sejak lama walaupun tidak begitu lama, tepatnya sejak mereka menempuh pendidikan di SMA 5 MATARAM.
            Kebetulan mereka berada di kelas yang sama, sehingga keakraban mereka menjadi kian bertambah. Rifand adalah seorang lelaki yang disiplin, kebetulan ia menjadi CAPAS (Calon Paskibra) dan ia adalah ketua kelas di kelasnya. Sedangkan Andra adalah yang paling pintar dan pendiam diantara sahabatnya yang lain, ia sering membantu sahabatnya mengerjakan tugas. Fardi adalah seorang anak yang paling ceria dan periang diantara sahabatnya, ialah yang selalu mencairkan suasana. Yoga adalah yang paling besar badannya di antara mereka ia juga pintar dan periang.
            Pada suatu hari mereka mendapatkan tawaran untuk mengikuti program aksel atau percepatan masa sekolah, dimana mereka dapat menyelesaikan sekolah hanya dalam waktu dua tahun. Merekapun menerima tawaran tersebut. Saat hari pertama mereka agak canggung karena di kelas aksel hanya ad 5 orang laki-laki, yaitu mereka berempat dan Fahmi, teman mereka dari kelas lain. Untuk fardi, Andra, dan Rifand hal ini membuat mereka canggung, tapi tidak dengan Yoga, karena ia mempunyai banyak kenalan wanita dari kelas lain.
“Bah.. jadi minoritas kita disini” ujar Rifand.
“Betul dah... bagaimana dra, bukan begitu?” tanya Fardi pada Andra.
“Kira-kira begini” jawab Andra singkat.
“Makanya kenalan sana biar akrab” kata Yoga.
“kamu enak udah kenal duluan, lah saya harus mendalami karakter mereka dulu baru kenalan” sambut Rifand.
“Betul kata rifand, kita harus adaptasi dulu dengan lingkungan, seperti pelajaran Biologi”  sahut Andra.
“kamu pikir binatang adaptasi lingkungan” potong Fardi.
“heheeh.... sudah sudah ayo kita ke masjid sudah adzan” ajak Rifand.
“ayo...!!!” jawab yang lain serempak.
            Keesokan harinya mereka belajar seperti biasa, tiada yang berubah. Hari ketiga berlalu, sampai satu minggu kemudian ada yang berubah pada Yoga dan Fardi. Mereka seperti agak menjauh dari sahabatnya yang lain, mereka tampaknya mendekat pada salah satu perempuan yang ada di kelas aksel, dan saking kompaknya mereka mendekati perempuan yang sama, tentunya hal ini membuat Rifand dan Andra bingung.
“Fand, sepertinya ada yang berubah dengan Fardi dan Yoga”
“saya juga berfikir begitu Ndra, mereka kayaknya lagi deket sama perempuan, atau mungkin mereka lagi saingan”
“jangan suudzon dulu mungkin ada faktor lain, bukan begitu?”
“kira-kira begini”
            Setelah diselidiki ternyata memang benar Fardi dan Yoga sedang jatuh cinta kepada seorang wanita yang bernama Lastri, teman mereka di kelas aksel. Inilah yang membuat mereka menjadi kurang kompak, dan selalu berselisih. Sampai suatu hari Fardi dan Yoga menyatakan isi hatinya kepada Lastri.
“lastri, sebenarnya sejak dulu...” ucap Yoga malu-malu.
“jangan dengar Yoga, Lastri sebaiknya sama saya aja” potong Fardi.
“aduh... kalian ini kenapa sich, ngomong gak jelas tiba-tiba langsung nyerocos” sahut Lastri.
“kalian suka ya sama saya?? Maaf ya tapi saya nggak ada niat buat pacaran dulu, karena saya masih mementingkan sekolah” sambung Lastri sembari meninggalkan mereka.
            Melihat dua orang sahabatnya sedang bermuram durja karena patah hati Rifand dan Andra menyampiri kedua sahabatnya tersebut.
“sudahlah jangan difikirkan, benar kata lastri kita harus mementingkan sekolah dulu” Rifand menasihati kedua sahabatnya.
“benar kata Rifand Jangan sampai gara-gara wanita kita jadi tidak kompak dan terpecah belah, bukan begitu?”
“kira-kira begini...!!!!” Jawab mereka bersamaan.