Jumat, 03 Februari 2012

LELAMPAQ LENDONG KAOQ | KW Skian

Assalamuailakum..
heheh mau bagi cerita nih, dulu waktu SD saya pernah baca buku dongeng sasak. di buku itu banyak cerita yang menarik dan meaningfull-lah pokoknya, banyak moral value yang bisa kita dapat dari buku itu. salah satu dongeng yang paling meaningfull menurut saya pribadi adalah cerita yang judulnya "lelampaq lendong kaoq" yang artinya "sendal kulit kerbau". dan ternyata kisah ini mempunyai kemiripan dengan beberapa dongeng-dongeng dalam berbagai bahasa, entah siapa yang copas saya sendiri juga ngga tahu yang mana sumber pertamanya. haa tapi dari pada tebelenggu dengan copyright mending kita berikan apresiasi bagi siapapun itu yang menginspirasi kisah ini, untuk siapapun itu mari kita sedekahkan al-fatihah...
nah ini versi lain karya "paint to peel" tapi maknanya tetep sama
#check this out...(cerita sedikit di tambah-tambah)



pada jaman dahulu hiduplah seorang raja (sebenarnya peran raja ndak penting), raja ini memiliki sepasang sendal jepit dari kulit kerbau. sepasang sendal ini ternyata adalah sepasang suami istri di dunia persendalan (kira-kira kayak dunia kain molto). kedua sendal ini sudah lama tidak dipakai oleh raja dan terbengkalai di gudang milik raja.

"kanda..."
"ia adinda.."
"adinda bosan jadi sandal terus kanda,, setiap hari kita hanya berdiam disini mernungi hari-hari sepi (kok jadi hijau daun) tanpa pernah dipakai oleh sang raja"
"kanda juga berfikir seperti itu ditambah lagi kita selalu di intai oleh tikus yang sewaktu-waktu bisa menjadikan kita santapannya"
"kita harus berbuat sesuatu kanda"
"apa itu adinda??"
"berdoalah kepada tuhan agar kita dapat menjadi seekor tikus"
"pilihan yang tepat sekali (raditya dika style) mari kita berdoa. ya tuhan hidup kami sangat sengsara jauh dari kata layak, belum lagi kami selalu di intai oleh tikus, kami minta kepadamu jadikanlah kami tikus agar kami bisa bebas dari belenggu"

singkat cerita jadilah mereka menjadi sepasang tikus...
setelah menjadi tikus mereka merasa tidak nyaman lagi karena banyak tikus yang ingin mencicipi daging tikus yang berasal dari sendal kulit kerbau (??).

"kanda..."
"ia adinda.."
"adinda bosan jadi tikus terus kanda,, setiap hari kita hanya berlari-lari dikejar oleh kucing"
"kanda juga berfikir seperti itu ditambah lagi tempat tinggal tikus tak seperti yang kita bayangkan"
"kita harus berbuat sesuatu kanda"
"apa itu adinda??"
"berdoalah kepada tuhan agar kita dapat menjadi seekor kucing"
"pilihan yang tepat sekali (raditya dika style) mari kita berdoa. ya tuhan hidup kami sangat sengsara jauh dari kata layak, belum lagi kami selalu dikejar oleh kucing seolah tiada lagi tikus di tempat ini, kami minta kepadamu jadikanlah kami kucing agar kami bisa bebas dari belenggu"

akhirnya setelah mereka berdoa untuk kedua kalinya, mereka pun menjadi sepasang kucing dengan bulu yang indah. namun selama mereka jadi kucing mereka tak pernah lepas dari gonggongan dan kejaran anjing-anjing yang berbadan jauh lebih besar dari mereka.

"kanda..."
"ia adinda.."
"adinda bosan jadi kucing terus kanda,, setiap hari kita hanya berlari-lari dikejar oleh anjing"
"kanda juga berfikir seperti itu ditambah lagi gonggongannya membuat sakit telinga"
"kita harus berbuat sesuatu kanda"
"apa itu adinda??"
"berdoalah kepada tuhan agar kita dapat menjadi seekor anjing"
"pilihan yang tepat sekali (raditya dika style) mari kita berdoa. ya tuhan hidup kami sangat sengsara jauh dari kata layak, belum lagi kami selalu dikejar oleh anjing belum lagi gonggongannya itu , kami minta kepadamu jadikanlah kami anjing agar kami bisa bebas dari belenggu"

setelah mereka berdoa dengan tersedu-sedu merekapun menjadi sepasang anjing buldog yang menggemaskan sekaligus menjijikkan. namun pada saat mereka bermain di pinggir sawah mereka selalu di kejar, dihujam dengan batu, dipukili dengan kayu oleh petani yang melihat mereka, terlebih lagi mereka harus menahan lelahnya lidah mereka menjulur keluar. (?)

"kanda..."
"ia adinda.."
"adinda bosan jadi anjing terus kanda,, setiap hari kita selalu dihujam dan dipukuli oleh manusia yang banyak akalnya"
"kanda juga berfikir seperti itu ditambah lagi lidah yang selalu menjulur ini membuat kanda lelah "
"kita harus berbuat sesuatu kanda"
"apa itu adinda??"
"berdoalah kepada tuhan agar kita dapat menjadi seorang manusia"
"pilihan yang tepat sekali (raditya dika style) mari kita berdoa. ya tuhan hidup kami sangat sengsara jauh dari kata layak, belum lagi kami selalu menjulurkan lidah dan ini sangat melelahkan , kami minta kepadamu jadikanlah kami manusia agar kami bisa bebas dari belenggu"


setelah mereka berdoa untuk ke.. (satu, dua tiga mmm...) empat kalinya, akhirnya mereka menjadi sepasang manusia yang cantik dan gagah, betapa bahagianya mereka. namun masalah lain menghampiri mereka, saat ingin tinggal di suatu daerah, mereka kebingungan karena tidak punya akta kelahiran, KTP, KK, dan kartu pendudukan lainnya, mereka pun selalu ditagih oleh sang kepala desa.

"kanda..."
"ia adinda.."
"adinda bosan jadi rakyat biasa kanda,, kita tidak bisa menetap karena belum punya akta, KTP, KK, dll"
"kanda juga berfikir seperti itu ditambah lagi pak KaDes sering minta pungli (sedikit kritik)"
"kita harus berbuat sesuatu kanda"
"apa itu adinda??"
"berdoalah kepada tuhan agar kita dapat menjadi seorang kepala desa"
"pilihan yang tepat sekali (raditya dika style) mari kita berdoa. ya tuhan hidup kami sangat sengsara jauh dari kata layak, kami tidak punya KK, KTP, akta dan lainya , kami minta kepadamu jadikanlah kami kepala desa agar kami bisa bebas dari belenggu"

setelah mereka berdoa lagi dan lagi, sang suami menjadi kepala desa (padahal ndak ada pemilu kok bisa?? auk ah), dan sang istri menjadi ibu kepala desa. beberapa hari menjadi pemimpin sebuah desa mereka pun jenuh karena banyak perintah raja yang melelahkan mereka. dengan percakapan yang sama dan format doa yang sama (capek ngetik) mereka memohon menjadi seorang raja.

akhirnya mereka menjadi raja dan dibalut dengan kemewahan dan kemelimpahan harta. tak lama waktu berjalan mereka mendapat gangguan dari banyak kerajaan yang ingin merebut kekayaan kerajaan mereka. mereka jenuh. dan lagi-lagi dengan format percakapan dan doa yang sama mereka memohon kepada tuhan agar mereka dijadikan tuhan sehingga tidak ada yang ditakuti.

seketika langit menjadi gelap, petir menyambar, angin bertiup kencang, pepohonan tumbang membuat kemacetan di daerah mataram dan sekitarnya. seketika itu pula mereka kembali menjadi sepasan "lelampaq lendong kaoq" sebagai mana mulanya.

END

kebayangkan apa moral value yang didapat?  intinya jangan sampai kita dibutkan oleh hasrat
thanks