Kelahiran dan Masa Kecil
Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan tanggal 12 Robiul Awal tahun Gajah atau
sekitar 20 April 570 Masehi di Kota Mekkah
Saudi Arabia Putra Sayiddina Abdullah dan Ibunda Siti Aminah. Beliau
dilahirkan di tempat paling terbelakang di dunia, tanah yang gersang, jauh dari
pusat perekonomian, seni, maupun ilmu pengetahuan. Rosullulloh lahir dari
keluarga sederhana, berasal dari suku Quraisy. Muhammad dapat diartikan
terpuji. Ini dibuktikan dari julukan Al-amin (dapat dipercaya) yang disematkan
masyarakat suku Quraisy sebelum beliau ditetapkan menjadi Nabi dan Rasul.
Cobaan dan tempaan hidup terus mengalir sejak masa kanak-kanak, Bahkan sejak
dalam kandungan. Ayahanda tercinta wafat takkala beliau dalam kandungan ibunda
Siti Aminah, ketika dalam perjalanan dagang ke kota Yatsrib. Sayyidina Abdullah
hanya meninggalkan lima ekor unta, sejumlah biri-biri dan budak perempuan
bernama Ummu Aiman. Cobaan datang kembali saat beliau berusia 6 Tahun. Ibunda
tercinta meninggal dalam perjalanan pulang dari ziarah ke makam Ayahnya
(Abdullah). Rosul kemudian di asuh oleh kakeknya (Abdul Muthalib). Tidak lama
kemudian sang kakek jug menyusul wafat. Rosul kemudian di asuh sang paman (Abu
Thalib). Nabi SAW kemudian menjadi penggembala domba dan berdagang membantu
pamannya di daerah Syam (sekarang Libanon, Palestina dan Suriah).
Masa
Remaja
Kejujuran Nabi SAW dalam berdagang terkenal di seantero negeri, Beliau-pun
menjadi seorang pedagang sukses hingga berkenalan dengan saudagar kaya Siti
Khadijah. Siti Khadijah memiliki status tinggi di suku Arab dan sering mengirim
barang dagangan ke daerah di wilayah Arab. Nama besar Nabi Muhammad dalam
berdagang membuat Khadijah terpesona sehingga memintanya bekerjasama. Seiring
waktu Nabi Muhammad dan Siti Khadijah akhirnya menikah. Saat itu usia Nabi
Muhammad 25 tahun dan Siti Khadijah 40 tahun. Saat berusia 35 tahun, Nabi
Muhammad dan suku Quraisy melakukan renovasi Ka’bah. Disini
terjadi pertentangan besar mengenai pelatakan hajjar aswad. Dengan Kewibawaan,
kebijaksanaan dan kepemimpinan beliau, perang terbuka dapat dihindari, dan
hajjar aswad dapat diletakkan tanpa ada satu pihak yang dirugikan. Saat itu
Nabi Muhammad sangat masyhur di masyarakat karena sifatnya yang terpuji.
Masyarakat sangat mencintai dan menghormati Beliau sehingga memperoleh gelar
Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya". Pola kehidupan
Nabi Muhammad amatlah sederhana, menyayangi orang miskin,janda, yatim piatu
serta jauh dari sifat-sifat tercela seperti sombong, angkuh dan iri.
Kenabian dan Kerasulan
Nabi Muhammad di angkat menjadi Rasul ketika menerima wahyu pertama saat
beliau bermeditasi di gua hira (Surah Al-Alaq). Sejak itu, Nabi Muhammad mulai
mengembangkan ajaran Islam. Namun tentangan, cercahan, hinaan ancaman, bahkan
rencana pembunuhan silih berganti datang. Cobaan untuk menegakkan aqidah
Islamiyah kepada bangsa arab saat itu begitu berat, bahkan sang paman Abu
Thalib- pun hingga meninggal tak pernah masuk Islam. Selama tiga tahun pertama,
Muhammad hanya memperoleh pengikut di kalangan keluarga seperti Khadijah, Ali,
Zaid bin Haritsah dan Bilal. Pada awal tahun 613 M, Nabi Muhammad mengumumkan
secara terbuka tentang ajaran agama Islam. Tokoh-tokoh bangsa arab yang secara
terbuka menjadi pengikut Muhammad antara lain Abu Bakar, Utsman bin Affan,
Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits,Amr bin Nufail.
Namun penentang Nabi amatlah banyak. Orang-orang yang masuk Islam mendapat
hinaan,cercaan, siksaan, bahkan ancaman pembunuhan. Nabi kemudian memerintahkan
pengikutnya hijrah ke Habsyah. Raja Habsyah, bersedia menerima orang-orang Islam
pindah ke negaranya dan melindungi mereka dari ancaman suku Quraisy di
Mekah.
Pengikut Nabi Muhammad semakin bertambah ketika sekelompok masyarakat dari
daerah Yatrib banyak yang bergabung masuk Islam. Nabi Muhammad kemudian diajak
pengikutnya untuk hijrah ke Yatrib (Madinah). Nabi kemudian hijrah tahun 622
hijrah ke Madinah, menempuh jarak 200 mil (320 km). Sesampainya di Madinah Nabi
mendapat sambutan hangat dari penduduk kota tersebut dan Islam berkembang pesat
di Madinah hingga beliau mendirikan Masjid
Nabawi. Madinah
berkembang menjadi khalifah (pemerintahan) Islam di bawah pimpinan Nabi
Muhammad. Kebebasan beribadah, perlindungan rakyat kecil, perlindungan terhadap
agama lain, kebebasan berpendapat, pemerintahan yang adil semuanya di rasakan
penduduk Madinah.
Mengetahui perkembangan pemerintahan Islam di Madinah, suku-suku di Mekah
kemudian khawatir dengan Islam. Mereka berulang kali mengadakan penyerangan ke
Madinah, namun selalu gagal. Ini membuktikan bahwa Nabi Muhammad adalah
Jenderal perang paling mumpuni. Berbagai perjanjian damai juga dibuat antara
pemerintahan Muhammad dengan suku quraish, namun sering dilanggar suku
quraish.
Nabi kemudian memutuskan untuk melakukan penaklukan terhadap Mekah dengna
membawa 10.000 tentara dari madinah. Penduduk Mekah kemudian ciut nyalinya dan
membuat perjanjian damai serta bersedia tunduk kepada Nabi muhammad tanpa
pertumpahan darah. Nabi bersama umat Islam secara bersama-sama menunaikan
ibadah haji dan memberikan pengampunan kepada penduduk Mekah serta menegakkan
aturan-aturan Islam.
Pada tahun-tahun berikutnya Islam terus berkembang sampai akhirnya Nabi
Muhammad kemudian wafat di Madinah 8 Juni 632 Masehi di Madinah. Setelah beliau
wafat, pengaruh Islam berkembang hingga mencapai daratan Eropa, Afrika dan
berbagai wilayah di Asia dan sampai saat ini menjadi Agama terbesar di muka
bumi.